Selasa, 15 Januari 2008

KERUSAKAN PANTAI DAN PESISIR DI CIREBON DAN INDERAMAYU

KERUSAKAN PANTAI DAN PESISIR

DI CIREBON DAN INDERAMAYU

  1. Permasalahan

Keadaan pantai dan pesisir di cirebon dan inderamayu saat ini sangat memprihatinkan, hal ini seperti apa yang telah disampaikan oleh gubernur jawa barat Drs. H. Danny Setiawan M.si. pada peringatan Hari Nusantara ke-8 tingkat jawa barat selasa 20 november 2007 menyatakan bahwa kondisi perairan laut jawa sangat memprihatinkan sepeerti keranjang sampah. Laut telah menjadi tempat pembuangan berbagai macam limbah,mulia dari limbah industri, limbah pertanian, limbah rumah tangga hingga limbah dari kegiatan pelayaran, termasuk kegiatan nelayan. Kondisi seperti itu membuat potensi dari sektor perikanan menjadi berkurang dan yang pasti merusak tatanan ekosistem yang ada.

Menurut analisis pengamat lingkungan yang juga merupakan dosen fakultas pertanian Universitas Wilalodra(FP UNwir) inderamayu, Ir Oni Toyib kawasan pantai Inderamayu yang masih terjaga kelestariannya hingga saat ini hanya 60 persen dan sisanya sudah sangat memprihatinkan. Menurutnya abrasi pantai yang terus menerus terjadi dan menggerus ratusan lahan darat,itu menjadi bukti bahwa bagaimana pantai Inderamayu rapuh tergerus gelombang. Kawasan pantai di Inderamayu yang paling parah diantaranya pantai Pabean ilir, Brondong, Ujung Gebang, dan Krangkeng.

Kerusakan pantai dan pesisir di Inderamayu diperparah dengan adanya penebangan tanaman mangrove yang dilakukan oleh para petani tambak seiring dilakkukan nya pembukaan lahan untuk kawasan tambak, hal itu membuat ribuan hektar lahan mangrove di sepanjang pantai utara Inderamayu saat ini keadaannya rusak parah.

  1. Analisis Masalah

Kerusakan parah yang terjadi di pantai dan pesisir Cirebon dan Inderamayu disebabkan karena beberapa faktor, yang pertama adalah karena ulah para pelaku yang tidak bertanggaungjawab, kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan yang masih kurang, rendahnya pengawasan institusi pemerintah seperti KPH perhutani yang kurang tegas dalam menindak penebangan liar hutan lindung di kawasan pantai dan belum adanya Perda yang mengatur kebijakan konservasi sumber daya pantai dan pesisir yang jelas.

Pembuangan berbagai macam limbah seperti limbah industri, limbah pertanian, rumah tangga, serta limbah kegiatan pelayaran dan kegiatan nelayan di laut dapat merusak kelestarian laut tersebut. limbah yang dibuang ke laut dapat membuat proses pendangkalan menjadi cepat, membuat jumlah oksigen terlatut menjadi berkurang, serta zat yang bersifat toksik dari limbah tersebut dapat membunuh biota yang ada.

Penebangan hutan mangrove yang terus-menerus akan merusak habitat biota yang hidup pada daerah pinggir pantai dan dapat membuat proses abrasi menjadi cepat, karena tanaman mangrove dapat menjadi tempat hidup bagi biota yang ada dan sistem perakarannya dapat menahan abrasi sehingga tidak merusak lahan daratan. Jika hal-hal yang dapat merusak kelestarian pantai dan pesisir tersebut masih terus dilakukan maka tatanan ekosistem yang ada tidak akan dapat bertahan lama keutuhannya. Kerusakan ekosistem di pantai dan pesisir dapat mengurangi jumlah ikan yang ditangkap oleh para nelayan, dengan demikian maka perekonomianpun menjadi terganggu.

  1. Solusi Masalah

Kerusakan pantai dan pesisir di Cirebon dan Inderamayu merupakan masalah bersama oleh karena itu perlu adanya kerja sama dari semua pihak. Hal yang pertama dilakukan adalah memberikan penyuluhan pada masyarakat yang hidupnya dan mencari nafkahnya di daerah pantai dan pesisir. Penyuluhan yang diberikan adalah bagaimana cara mengkonservasi sumbre daya laut dengan bijak tanpa mengenyampingkan sisi ekologinya. Kemudian melakukan himbauan kepada masyarakat akan pentinya menjaga kelestarian alam. Serta perlu melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi oleh institusi pemerintah seperti KPH perhutani terhadap pengrusakan ekosistem yang ada. Pemerintah daerah setempat juga harus segera membuat perda yang mengatur konservasi sumber daya laut yang bijak.

















Tidak ada komentar: